BANGKA BARAT — Memasuki hari keenam sejak melarikan diri pada Selasa ( 30/3 ) lalu, dua napi Rutan Negara Kelas IIB Muntok masih belum ditemukan. Hingga kini belum ada titik terang jejak Satria Nurwega alias Kojek dan Suhendra alias Jakai.
Kepala Rutan Negara Kelas IIB Muntok, Abdul Rasyid Meliala mengakui hal tersebut. Namun menurut dia, kemungkinan dua napi itu masih bersembunyi di hutan dan tidak berani keluar.
” Untuk saat ini belum ( ada titik terang ) karena mereka masih berada di hutan, karena mereka takut menyerahkan diri,” ujar Rasyid kepada awak media di kantornya, Senin ( 5/4 ) pagi.
Dia juga mengatakan belum mengetahui perkembangan terbaru pencarian Kojek dan Jakai. Pihaknya masih melakukan koordinasi dengan pihak keluarga agar bekerja sama untuk menyerahkan kedua napi tersebut bila nanti kembali ke rumah.
” Perkembangannya kita belum tahu sampai dimana tapi mediasi ke keluarganya dan mereka ingin membantu apabila kembali ke rumah mereka rencananya menyerahkan diri. Kita berkoordinasi dengan Polres, TNI Dandim, Kejaksaan, pelabuhan dan Polsek – Polsek dan kata Pak Kapolres sudah sampai beritanya ke Polda,” paparnya.
Rasyid menerangkan, ketiga napi, Satria Nurwega alias Kojek, Suhendra alias Jakai dan Dedi Afrianto merupakan rekan sekamar yang memang sudah merencanakan untuk kabur.
Mereka bertiga berhasil keluar dari sel tahanannya dengan membobol plafon dan genteng, kemudian melompat ke bawah. Jakai dan Kojek berhasil ke luar area Rutan dengan menggunakan kain, dan merusak kawat pagar. Saat itu, listrik Rutan juga dibuat korslet.
” Ya mereka kabur pertama kali membobol dek, genteng baru kemudian berjalan lompat ke bawah baru manjat lagi ke tembok menggunakan kain yang dirangkai – rangkai,” katanya.
Menurut Karutan, ketiga napi tersebut mendapatkan kain dari sarung dan pakaian mereka sendiri. Panjang kain yang digunakan untuk memanjat tembok pagar setinggi 5, 5 meter ( berikut kawat bedurinya ) itu sekitar 1,5 meter.
Dedi Afrianto, rekan Kojek dan Jakai gagal melarikan diri karena kakinya keseleo saat melompat dari atas genteng Rutan.
” Jadi pada saat itu dia lompat kakinya keseleo dan dia tidak mampu lagi dan teman – teman meninggalkan dia,” beber Rasyid. ( SK )