HEADLINERAGAM

Berbagai Upaya Dilakukan Dinkes Babar untuk Mengurangi Angka Stunting

30
×

Berbagai Upaya Dilakukan Dinkes Babar untuk Mengurangi Angka Stunting

Sebarkan artikel ini

BANGKA BARAT — Dinas Kesehatan ( Dinkes ) Kabupaten Bangka Barat telah melakukan berbagai upaya untuk menurunkan angka stunting di Bumi Sejiran Setason.

Kabid Kesehatan Masyarakat, Dinkes Bangka Barat, Nurmala Anggraini mengatakan, upaya tersebut diantaranya intervensi gizi dalam Gerakan Terarah Tangani Stunting dengan 24 langkah ( GT2S24 )

” Itu kita serahkan ke Puskesmas anggarannya untuk penanganan anak stunting karena mereka yang tahu anak – anak stunting itu kan ada di wilayah mereka. Jadi kita serahkan ke logistik Puskesmas anggarannya,” jelas Nurmala di ruang kerjanya, Rabu ( 24/3 ).

Upaya lainnya, Dokter Spesialis Natak Kampung. Kata Nurmala, dalam program ini, dokter spesialis mendatangi rumah – rumah keluarga stunting untuk melakukan konsultasi. Sayangnya, tahun 2021 program ini dihapuskan dari anggaran karena pandemi Covid-19.

” Karena kan kebanyakan yang stunting ini ekonomi menengah ke bawah, kemungkinan untuk konsul ke spesialis kan kecil, jadi rencana kemarin kita anggarkan untuk spesialis antar kampung. Tapi tahun ini sepertinya dicoret, mungkin tahun depan lagi kita usulin lagi,” tuturnya.

Sebagai gantinya, pihak Dinkes mendaftarkan anak – anak stunting menjadi peserta BPJS jaminan kesehatan melalui Penerima Bantuan Iuran (PBI) Pemda Bangka Barat.

” Jadi misalkan ada masalah dengan kesehatan si anak bisa kita atasi.
Tapi tetap kita usulkan untuk dokter spesialis natak kampung, itu kita usulkan setiap tahun. Tapi karena tahun ini anggaran banyak dialih ke Covid jadi dipangkas dulu,” sebut Nurmala.

Dinkes juga melatih kader – kader PKK desa untuk membuat makanan yang bisa menaikkan berat badan anak dengan memanfaatkan hasil yang ada di desa. Upaya ini dilakukan karena kebanyakan ibu – ibu rumah tangga malas memberikan makanan tambahan kepada anaknya.

” Kita itu ada latihan menu makanan bergizi untuk anak stunting dan ibu hamil juga. Karena kan kebanyakan ibu hamil ini kemarin KEK, Kurang Energi Kronik. Nah kita melatih kader – kader Posyandu yang ada di desa untuk memanfaatkan hasil pekarangan,” sambungnya.

Namun Nurmala menegaskan, untuk benar – benar bisa menurunkan angka stunting, harus dilakukan secara lintas sektor dengan OPD terkait lainnya, seperti Dinas Pendidikan, Dinas Pangan, serta Dinas KB, sebab bila Dinkes sendirian tidak akan bisa melakukannya.

” Ibu – ibu yang anaknya stunting juga harus berperan aktif melanjutkan membuat menu yang sudah diajarkan. Kalau hanya mengharapkan bantuan, kan itu hanya tiga bulan, bila belum berhasil, si ibu itu lah yang meneruskan contoh menu yang kami kasih. Siapa tahu dengan terus menerus ( stunting ) lebih cepat lagi ditekan,” pungkasnya. ( SK )