PANGKALPINANG — Sabtu pekan lalu, Direktorat Polisi Perairan dan Udara Kepolisian Daerah Kepulauan Bangka Belitung, mengejar sebuah kapal tanpa nama atau lazimnya disebut Kapal Hantu, lantaran diduga membawa muatan ilegal.
Direktur Polairud Polda Babel, Kombes Pol. Mochamad Zainul mengungkapkan, pengejaran Kapal Hantu itu dipimpin Wadir Polairud AKBP Irwan Nasution bersama IPTU Asmadi, menggunakan helikopter Baharkam Mabes Polri yang BKO di Polairud Polda Babel.
” Yang mimpin pengejaran Pak Wadir, sama IPTU Asmadi,” ujar Kombes Pol Mochamad Zainul di Pangkalpinang, belum lama ini.
Menurut Zainul, sempat beberapa kali diberikan tembakan peringatan, namun tidak diindahkan oleh nakhoda. Dia tetap berupaya lolos dari kejaran helikopter, dengan menabrakkan Kapal Hantu itu ke hutan bakau di daratan Tanjung Jati, OKI, Sumsel.
Zainul menuturkan, meski barang bukti bisa diamankan, namun awak kapal tidak ada yang tertangkap. Posisi Kapal Hantu itu berada di daratan, sekitar 100 meter dari tepi pantai.
” Barang bukti kapalnya dapat ( diamankan ), tapi orangnya melarikan diri. Posisi kapalnya sekitar 100 meter dari tepi pantai. Karena waktu dikejar anggota, nakhoda kapal berusaha melarikan diri, dan kapal ditujukan ke darat menuju hutan bakau,” bebernya.
Masih kata Kombes Pol. Mochamad Zainul, proses evakuasi Kapal Hantu itu dipimpin Kasubdit Gakkum, AKBP Toni Sarjaka, bersama puluhan personel yang ditugaskan, termasuk KP Bintern milik Baharkam Mabes Polri.
” Yang mimpin ( proses evakuasi ) Kasubdit Gakkum, dibantu masyarakat nelayan setempat,” ungkap Kombes Pol M. Zainul, Rabu malam.
Zainul membeberkan, upaya evakuasi Kapal Hantu dengan cara membuka jalan terlebih dahulu, baru kemudian ditarik ke laut. Namun lumpur yang dalamnya hampir sepinggang orang dewasa, semakin mempersulit tim evakuasi untuk bergerak merapat ke daratan.
Dari foto dan video yang diterima redaksi, nampak anggota Direktorat Polairud Polda Babel memang bergelut lumpur, saat bergerak ke lokasi untuk melakukan proses evakuasi.
” Anggota saya itu sampai bergelut lumpur waktu mau merapat ke lokasi kapal. Lumpurnya itu tebal ( dalam ), hampir sepinggang orang dewasa. Belum lagi nyamuk di hutan itu, kasihan banget anggota saya di sana,” imbuh Zainul prihatin.
Terpisah, Kasubdit Gakkum AKBP Toni Sarjaka, seizin Direktur Polairud Polda Babel mengungkapkan, Kapal Hantu itu berhasil dievakuasi keluar dari hutan bakau pada hari Jum’at (11/6) sekira pukul 20.00 WIB.
” Berhasil ditarik keluar itu hari Jum’at, sekitar jam 8 malam. Kemudian kita bergerak menuju Sadai. Namun karena ombak besar, dan kondisi kapal itu ada yang bocor, jadi kita berlindung dulu di Pulau Dapur. Sekitar jam 6 pagi baru lanjut menuju Sadai,” ungkap AKBP Toni Sarjaka di ruang kerjanya, Senin ( 14/6 ).
Tiba di Sadai, lanjut Toni Sarjaka, dilakukan perbaikan dengan menambal bagian body kapal yang bocor menggunakan terpal dan lem, agar kapal tidak kemasukan air ketika menerjang ombak saat dibawa menuju Dermaga Direktorat Polairud di Desa Air Anyir, Kabupaten Bangka.
” Kondisi kapalnya rusak ringan, mesin hidup semua. Setelah diperbaiki, yang bocor itu ditambal pakai terpal dengan lem seadanya dulu, hari Minggu pagi sekitar jam 6 berangkat dari Sadai menuju Dermaga Polairud, nyampai sekitar jam 9 pagi. Dari TKP itu dikawal KPC 2010,” bebernya.
Penanganan kasus Kapal Hantu itu, masih kata Toni Sarjaka, personel Direktorat Polairud Polda Babel dibagi dua tim.
Tim yang melakukan evakuasi kapal dipimpin Kasubdit Gakkum. Pencarian nakhoda dan ABK, sekaligus barang bukti lainnya dipimpin IPTU Asmadi.
” Untuk tersangka belum ada, dan barang bukti lainnya masih penyelidikan. Kalau kapal itu statusnya masih diamankan. Jadi barang bukti atau tidak? Tunggu orangnya ditangkap dulu,” kata dia.
Toni Sarjaka membenarkan, saat diamankan tidak ada dokumen pelayaran atau orang di kapal tersebut. Polisi hanya menemukan kapal dengan lima unit mesin tempel 300 PK dan BBM yang tersisa.
” Iya, saat ditemukan memang tidak ada apa – apa, tidak ada dokumen pelayaran dan sebagainya. Yang ditemukan itu kapal dengan lima unit mesinnya, dan BBM, itu saja,” jelasnya.
Proses evakuasi Kapal Hantu itu dilakukan 31 personel gabungan dari Brimob dan Polairud. Terdiri dari enam orang anggota Brimob Polda Babel, 10 anggota Kapal Mabes Polri yang BKO, dan 15 anggota Direktorat Polairud Polda Babel.
Selain itu, proses evakuasi Kapal Hantu itu juga dibantu masyarakat nelayan setempat. Toni Sarjaka mengucapkan terima kasih atas bantuan tersebut.
” Iya, kami sangat berterima kasih atas bantuan dari masyarakat nelayan setempat. Selain bantu tenaga, mereka juga bantu ransum dan air bersih,” demikian Toni Sarjaka. ( Romlan )