EKONOMI BISNISHEADLINE

Gelar RUPS, PT Timah Beberkan Pembukuan Perusahaan Tahun 2020

22
×

Gelar RUPS, PT Timah Beberkan Pembukuan Perusahaan Tahun 2020

Sebarkan artikel ini

JAKARTA — PT TIMAH Tbk menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahun Buku 2020, di Hotel Ritz Carlton Jakarta, Selasa (6/4).

Pada Rapat yang dilaksanakan dengan protocol Covid-19 itu, telah dicapai beberapa kesepakatan yang telah disetujui oleh pemegang saham. Di antaranya persetujuan Laporan Tahunan Tahun Buku 2020, serta perubahan Nomenklatur Pengurus Perseroan termasuk TINS, disepakati absen untuk tebar deviden tahun buku 2020.

Tahun 2020 masih menjadi tahun yang cukup berat bagi hampir semua entitas bisnis di tanah air, tak terkecuali TINS. Dalam skala global, pandemi Covid-19 telah memicu berkurangnya persediaan logam timah di London Metal Exchange, meski di sisi lain hal tersebut telah mendorong kenaikan harga yang cukup signifikan.

Tercatat produksi timah dunia tahun 2020 sebesar 327.200 ton atau turun 7,70 persen dari tahun sebelumnya sebesar 354.500 ton.

Adapun tingkat konsumsi timah dunia 2020 turun 4,62 persen, menjadi sebesar 342.600 ton dari tahun 2019 yang menyentuh 359.200 ton.

Defisit timah dunia pada masa pandemi terus melebar dari sebesar 4.700 ton pada 2019, menjadi sebesar 15.400 ton pada 2020.

Sebagaimana disampaikan dalam Laporan Konsolidasian untuk tahun yang berakhir 31 Desember, anak usaha MIND ID yang berkantor pusat di Kota Pangkalpinang, Bangka Belitung ini, berhasil mencatatkan penjualan sebesar 55.782 ton atau 16,28 persen dari total konsumsi timah dunia.

Berdasarkan lokasi tujuan ekspor TINS, Asia menempati posisi teratas 68 persen, disusul Eropa 17 persen, Amerika 14 persen, sedangkan konsumsi domestik hanya berkontribusi 2 persen.

Khusus kinerja produksi, sampai dengan Desember 2020, TINS berhasil menghasilkan bijih timah sebesar 39.757 ton atau turun sebesar 51,79 persen (2019: 82.460 ton).

Dari pencapaian tersebut, 71,35 persen berasal dari penambangan darat, sedangkan sisanya 28,65 persen berasal dari penambangan laut.

Produksi logam timah turun 40,18 persen, menjadi sebesar 45.698 ton dari tahun sebelumnya sebesar 76.389 ton.

Rendahnya produksi, tak menyurutkan TINS untuk memenuhi permintaan konsumen di tengah harga yang merangkak naik.

Dengan memanfaatkan persediaan logam timahnya, TINS berhasil membukukan penjualan logam timah sebesar 55.782 ton atau turun 17,61 persen dari tahun sebelumnya sebesar 67.704 ton.

Sedangkan untuk kinerja keuangan, TINS berhasil membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 15,22 triliun, lebih rendah 21,33 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp19,34 triliun.

Berbanding lurus dengan pendapatan, beban pokok pendapatan turun sebesar 22,54 persen menjadi Rp 14,10 triliun dari tahun, sebelumnya Rp 18,20 triliun.

Rasio finansial, menjadi salah satu indikator membaiknya performa sebuah emiten.

Pada tahun 2020 rasio Gross Profit Margin adalah 7,36 persen atau membaik dari tahun sebelumnya 5,91 persen.

Hal serupa terlihat pula dari rasio Net Profit Margin menjadi minus 2,24 persen, dibandingkan tahun 2019 sebesar minus 3,16 persen.

Membaiknya finansial TINS terlihat dari beberapa perspektif, di antaranya cashflow operasi sebesar Rp 5,40 triliun, atau naik dibandingkan tahun 2019 sebesar minus Rp 2,08 triliun.

EBITDA naik menjadi Rp 1,16 triliun, dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 909 miliar.

Adapun untuk Modal Kerja Bersih meningkat signifikan menjadi sebesar Rp 692,09 miliar, dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 348,87 miliar.

Pada periode tahun 2020 Perseroan berhasil menurunkan utang bank sebesar Rp 4,22 triliun (2019: Rp 8,79 triliun).

Di samping itu, TINS berhasil melunasi obligasi dan sukuk yang telah jatuh tempo pada September 2020 sebesar Rp 600 miliar.

Sehingga total utang berbunga turun sebesar Rp 4,82 triliun.

Adapun rugi bersih TINS pada periode 2020 tercatat sebesar Rp 341 miliar, atau lebih rendah dari tahun sebelumnya sebesar Rp 611 miliar.

Pada tahun 2020 TINS melakukan penyesuaian atas aktiva pajak dan penurunan kinerja anak perusahaan, yang tercermin melalui rugi penurunan nilai aset tetap serta penurunan nilai piutang, turut berkontribusi terhadap belum optimalnya kinerja keuangan Perseroan secara konsolidasian. (*)