BANGKA SELATAN — Husni (44), warga Perumahan Permata Muntai, Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, mengaku kecewa karena gagal berangkat ke Jakarta, gara-gara hasil tes swab antigen positif Covid-19. Padahal setelah di tes ulang sampai 2 kali, ternyata negatif.
Kepada wartawan, Rabu (9/6/21) Husni didampingi rekanya Darma Wisata, menceritakan peristiwa itu terjadi pada Minggu (6/6/21). Saat itu, dia hendak berangkat ke Jakarta bersama Darma Wisata, dan memerlukan surat keterangan bebas Covid-19 dengan melakukan tes swab antigen di Klinik Bakti Timah Toboali.
“Berdasarkan surat keterangan antigen di Klinik Bakti Timah Toboali, hasilnya positif. Saya tidak merasa ada tanda-tanda gejala, sehat dan saya langsung berangkat ke Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang untuk tes swab antigen dan menunggu selama 3 jam, hasilnya negatif,” ungkapnya dengan nada kesal.
Dengan hasil negarif tersebut, Husni keesok harinya, Senin (7/6/21) kembali ke Klinik Bakti Timah Toboali. Dia mempertanyakan mengapa hasil tes swab antigen dirinya di Klinik Bakti Timah Toboali, berbeda dengan hasil tes swab antigen di Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang.
“Kami tidak jadi berangkat ke Jakarta, surat sudah beredar kemana-mana karena saya positif Covid-19, bahkan sampai di telpon dari Tim Gugus harus di karantina. Malah ngotot, kalau tetap berangkat kami cegat di Bandara, kami agak tersinggung,” jelasnya.
Dikatakan Husni, menurut keterangan dari pihak Klinik Bakti Timah Toboali, bahwa terjadinya hasil tes swab antigen, bisa karena alat atau karena mencolok alat antigen tidak terlalu dalam. Artinya, kalau itu negatif, itu bisa karena saat mencolok tidak terlalu dalam.
“Dan kami katakan, kalau masalah alat itu bukan urusan kami. Kami orang awam dan kami bukan orang kedokteran, kami tidak mau tahu itu. Mau benar atau tidak alat kesehatan itu, yang penting kami hasilnya kongkrit berdasarkan surat bukti otentik,” bebernya.
Karena terjadi perdebatan antara Husni dan pihak Klinik Bakti Timah Toboali, akhirnya Husni mengambil jalan tengah dengan melakukan tes PCR atau polymerase chain reaction di Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang, pada Senin (7/6/21) sore, dengan hasil negatif keluar pada hari Selasa (8/6/21).
“Nah, malah keluar nama saya dari Tim Gugus, bahwa saya pasien selesai isolasi tanggal 9 Juni dan karantina isolasi mandiri sejak tanggal 6 Juni. Artinya, saya kan dinyatakan positif Covid-19 dengan kategori orang tanpa gejala. Anehnya, pihak Klinik Bakti Timah Toboali terkejut juga, bahwa saya pernah dikarantina karena positif Covid-19,” terangnya.
Dia menambahkan, dengan kejadian ini dirinya merasa dirugikan secara moril dan sosial.
“Secara sosial kita kan tetangga-tetangga tau, secara bisnis kita udah beli tiket untuk 2 penumpang pulang pergi ada negoisasi di Jakarta jadi batal. Harapan kita, Tim Gugus Covid-19 harus membuat peryataan secara tertulis, bahwa benar-benar tidak pernah kena Covid-19. Kalau dia buat surat pernah dikarantina, artinya kan pernah kena Covid-19,” pungkasnya.
Sayangnya, ketika wartawan ke Klinik Bakti Timah Toboali, dengan menemui dr Nursakti Awan Adhi sebagai Kepala Klinik Bakti Timah Toboali, yang bersangkutan sedang tidak ada ditempat.
Upaya konfrimasi melalui pesan instan whatsapp, dr. Nursakti Awan Adhi berjanji akan menemui wartawan pada besok hari, Kamis (10/6/21).
Sementara, Juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Bangka Selatan, Supriyadi, dikonfrimasi terkait adanya pasien atas nama Husni yang dinyatakan positif Covid-19, dan terdata sebagai pasien yang selesai isolasi tanggal 9 Juni 2021. Ditegaskannya, data tersebut berdasarkan dari Klinik Bakti Timah Toboali.
“Dimasukan data tanggal 6, hasilnya dari Pusyandik (Klinik Bakti Timah Toboali),” ujarnya singkat. (Yusuf)