BANGKA BARAT — Penyakit Demam Berdarah Dengue ( DBD ) akan sangat berbahaya bila terlambat ditangani. Biasanya orang tua tidak menganggap serius ketika anaknya mengalami demam, sehingga lengah membawa ke Puskesmas maupun rumah sakit.
Padahal menurut Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ( P2P ) Dinas Kesehatan Bangka Barat, M. Putra Kusuma, bila pasien telah menderita shock dan timbul bintik – bintik merah, itu sudah terlambat untuk diselamatkan.
” Bahaya kalau kita terlambat. Kalau terlambat pasien sudah shock, mengigau timbul bintik merah, nah itu sudah terlambat. Bintik merah timbul karena pecah pembuluh darah,” tukas Putra di ruang kerjanya, Senin ( 8/3 ).
Dia menjelaskan, masa inkubasi DBD hanya selama satu minggu. Dalam masa ini, demam yang diderita pasien bisa naik dan turun. Grafiknya seperti pelana kuda. Saat demam turun, sebaiknya jangan merasa senang dulu, karena demam itu bisa naik lagi dan akan berbahaya bagi si pasien.
” Masa inkubasi DBD satu minggu, jadi ketika kena demamnya naik, kita kasih Paracetamol dia turun, padahal bisa saja demamnya naik lagi nanti, seperti pelana kuda. Ketika dia turun, orang tuanya udah senang, pada saat disini lah kadang – kadang orang tua itu lupa, tiba – tiba naik lagi. Jadi harus cepat dibawa ke Puskesmas, jangan di rumah,” paparnya.
Putra menegaskan, bila orang tuanya mendapati anaknya demam dengan sebab yang tidak jelas, sebaiknya cepat dibawa ke Puskesmas atau rumah sakit.
” Jangan sampai terlambat diobati. Misalnya ada anak – anak demam, kita khawatir dan kita nggak tahu demamnya karena apa, misalnya dikasih obat Paracetamol anak, sehari dua hari belum turun demamnya langsung bawa ke Puskesmas. Nanti diperiksa ada DBD atau nggak. kalau ada DBD nanti treatment-nya akan berbeda,” tutupnya. ( SK )