PANGKALPINANG — Direktur Direktorat Polisi Perairan dan Udara Kepolisian Daerah Kepulauan Bangka Belitung, Kombes Pol. Mochamad Zainul, mengabarkan situasi terkini kapal tanpa nama alias Kapal Hantu yang dikejar Direktorat Polairud menggunakan helikopter belum lama ini.
Oleh nakhoda, Kapal Hantu itu dipaksa menerobos hutan bakau di Tanjung Jati, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, saat berusaha melarikan diri dari kejaran helikopter Baharkam Mabes Polri yang BKO di Direktorat Polairud Polda Babel.
” Itu kapalnya sudah ditarik keluar dari hutan bakau,” ungkap Zainul via sambungan ponselnya, Jum’at (11/6) malam.
Setelah diperiksa dan diteliti, rencananya Kapal Hantu itu akan dibawa dan diamankan di Dermaga Direktorat Polairud Polda Babel, di Desa Air Anyir, Kabupaten Bangka.
” Rencananya mau dibawa ke sini, ke Dermaga Polairud di Air Anyir. Tapi mau diperiksa dulu kondisi kapalnya, ada yang bocor atau tidak? Kalau sudah selesai diperiksa, nanti baru ditarik ke sini,” imbuhya.
Sebelumnya, anggota Direktorat Polisi Perairan dan Udara Kepolisian Daerah Kepulauan Bangka Belitung, masih mengupayakan evakuasi kapal tanpa nama atau lazimnya disebut Kapal Hantu, dari hutan bakau daratan Tanjung Jati, Ogan Kemering Ilir, Sumatera Selatan.
Dari foto dan video yang diterima redaksi, nampak anggota Direktorat Polairud Polda Babel bergelut lumpur, saat bergerak ke lokasi untuk melakukan proses evakuasi.
Direktur Direktorat Polisi Perairan dan Udara Kepolisian Daerah Kepulauan Bangka Belitung, Kombes Pol. Mochamad Zainul mengungkapkan, proses evakuasi Kapal Hantu itu dipimpin Kasubdit Gakkum, AKBP Toni Sarjaka, bersama puluhan personil yang ditugaskan, termasuk KP Bintern milik Baharkam Mabes Polri.
Pada Sabtu ( 5/6 ) pekan lalu, personel Direktorat Polairud Kepolisian Daerah Kepulauan Bangka Belitung, melakukan pengejaran sebuah kapal tanpa nama atau lazimnya disebut Kapal Hantu, yang diduga membawa muatan ilegal.
Pengejaran dan penangkapan Kapal Hantu itu dipimpin langsung oleh Wakil Direktur Polisi Perairan dan Udara Kepolisian Daerah Kepulauan Bangka Belitung menggunakan helikopter Direktorat Polairud Baharkam Mabes Polri, yang BKO di Direktorat Polairud Kepolisian Daerah Kepulauan Bangka Belitung.
Berdasarkan data yang diterima redaksi, Sabtu pagi, tanggal 5 Juni 2021 sekitar pukul 06.30 WIB, anggota Direktorat Polairud menerima informasi dari masyarakat nelayan di perairan Muntok, Kabupaten Bangka Barat, bahwa adanya aktivitas kapal tanpa nama yang melintas dengan kecepatan tinggi, diduga membawa muatan illegal.
Menindaklanjuti informasi tersebut, Wadirpolairud Polda Babel, AKBP Irwan Nasution dan IPTU Asmadi, melaksanakan koordinasi dengan Pilot Helikopter BKO Mabes Polri.
Setelah breafing, AKBP Irwan Nasution beserta tim berangkat menggunakan helikopter menuju Pulau Masapari, di Perairan Bangka Selatan.
Saat helikopter melintasi Perairan Pulau Nangka, Kecamatan Sungai Selan, Kabupaten Bangka Tengah, terdeteksi dan terpantau secara visual satu unit kapal yang melaju dengan kecepatan tinggi.
Pilot lalu mengarahkan helikopternya mendekati kapal tersebut. Dan ternyata benar, kapal tersebut adalah kapal yang diduga membawa muatan illegal.
Imbauan agar nakhoda menghentikan kapal tersebut diabaikan. Meski diberikan tembakan peringatan ke arah haluan kapal, namun tidak diindahkan oleh nakhoda.
Tembakan selanjutnya diarahkan dan mengenai badan kapal, namun tetap tidak diindahkan, dan kapal tetap melaju dengan kencang.
Saat pengejaran, terlihat adanya salah satu ABK kapal cepat tersebut membuang sesuatu ke lautan. Personel kembali memberikan tembakan ke arah kapal, namun nakhoda malah mengarahkan kapalnya ke wilayah Pantai Sumatera, dan menabrakkan kapalnya ke hutan bakau yang ada di Tanjung Jati, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatera Selatan, tepatnya pada titik koordinat akhir berhentinya kapal ( S 02.58′.57,3″ – E 106.02′.05,0″ ).
Setelah kapal berhenti karena menabrak kayu – kayu besar di dalam hutan tersebut, nakhoda dan ABK melarikan diri ke dalam hutan bakau, sehingga personel melakukan tembakan – tembakan agar mereka berhenti, namun tetap juga tidak diindahkan.
IPTU Asmadi lalu melakukan heli jump ke perahu nelayan yang tidak jauh posisinya dari titik kapal cepat tersebut terhenti, tujuannya untuk mengamankan kapal cepat tanpa nama tersebut.
Sekitar pukul 10.00 WIB, kapal tanpa nama atau sering disebut dengan Kapal Hantu itu berhasil dikuasai, namun nakhoda dan ABK telah melarikan diri.
Tak lama berselang, Kasubdit Gakkum Direktorat Polairud Polda Babel, AKBP Toni Sarjaka bersama tim tiba di lokasi, untuk memberikan dukungan dan membantu mengamankan barang bukti. ( Romlan )