PANGKALPINANG — Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman, terus bergerak dan berinovasi untuk memulihkan perekonomian Babel ditengah kondisi pandemi Covid-19. Kiali ini, dengan membantu para pelaku usaha dalam rangka percepatan dan peningkatan ekspor produk dari Babel.
“Selama ini banyak komoditi Bangka Belitung yang berpotensi ekspor, namun kondisi dilapangan banyak kendala dihadapi. Untuk itu, bagaimana kita merumuskan suatu kebijakan bersama dengan para stakeholder, agar dapat memberikan solusi dan kemudahan bagi para eksportir atau pelaku usaha di Babel,” ujar Gubernur Erzaldi.
Hal tersebut diungkapkan Gubernur Erzaldi Rosman saat memberikan sambutan pada Focus Group Discussion, terkait percepatan dan peningkatan ekspor produk-produk pelaku usaha di Babel, Rabu (243).
Terkait permasalahan ekspor di Babel, Gubernur Erzaldi mengatakan, akan mengajak PT. Garuda Indonesia untuk membuka pintu ekspor menggunakan pesawat kargo.
Oleh karena itu, Dirinya meminta kesiapan seluruh stakeholder yang berperan dan juga pihak terkait untuk bertransformasi, karena ini adalah hal baru.
Dengan dibukanya pintu ekspor melalui udara, dirinya berharap Babel lebih mudah dalam mengekspor dan dapat bersaing terutama dalam segi harga.
“Saat ini, devisa ekspor Babel itu terhitung kecil sekali, tapi sebetulnya ekspor Babel sangat besar. Sehingga hal ini berimbas pada pendapatan bagi hasil Babel. Untuk itu, saya minta bantuan dan kerjasama Bapak/Ibu karena suksesnya kegiatan ini tergantung kepada Bapak/Ibu,” ujarnya.
Disamping itu, kata Gubernur, saat ini Bangka Belitung terbuka untuk ekspor selain timah. Komoditi berpotensi ekspor diantaranya udang vaname, lada, ikan hias, ikan segar, cumi, makanan olahan, kerajinan tangan, dan lainnya.
Sementara itu, Sekda Babel, Naziarto menggarisbawahi apa yang dikatakan Gubernur Erzaldi dengan mengatakan Babel perlu meningkatkan ekspor produk-produknya kedepan bukan hanya melalui jalur darat dan laut saja, melainkan juga jalur udara.
Dirinya mengungkapkan bahwa selama ini terjadi missinformasi terkait ekspor produk Babel, seperti pencatatan data ekspor. Sehingga para stakeholder yang hadir dalam pertemuan ini untuk membantu merumuskan agar permasalahan ini dapat diselesaikan.
Selain itu, agar pelaku usaha mendapatkan trik apa saja yang harus dilakukan untuk peningkatan ekspor sehingga dapat menambah devisa bagi masyarakat dan pemerintah, yang pada akhirnya berimbas kepada bagi hasil dari pusat kepada Pemprov Babel.
Sekda Naziarto merangkum hasil FGD, dengan memaparkan kendala yang selama ini dihadapi para eksportir Bangka Belitung serta solusi di masa mendatang.
“Benang merahnya adalah bagaimana membuka peluang baru bagi pelaku usaha agar bisa mengekspor secara direct produk Babel dari pangkalpinang ke daerah tujuan. Namun yang menjadi kendala, dari Pangkalpinang sendiri belum bisa dilakukan direct karena belum memiliki pelabuhan internasional. Kedua, bagi pelaku ekspor agar menetapkan tujuan daerah asal untuk ekspor,” papar Sekda dalam FGD pertama ini.
Kedepan, dirinya mengatakan langkah yang segera harus dilakukan adalah membentuk tim Kelompok Kerja yang tertuang di Pergub ataupun SK Gubernur.
“Tugas POKJA ini sendiri adala tim peningkatan ekspor kemudian hasilnya akan dilaporkan kepada gubernur, karena sejauh ini kita sudah melihat titik terang dimana letak kendala ekspor kita, baik dari beacukai, imigrasi, karantina, bandara, dan perijinan lainnya seperti yang sudah dijelaskan,” tutup Sekda. (*)