BANGKA — Diiring hujan gerimis, massa yang mengatasnamakan Forum Masyarakat Peduli Pulau Kianak dan Tanjung Sunur, yang berasal dari Desa Berbura dan Desa Pangkal Niur, Kecamatan Riau Silip, Kabupaten Bangka, mendatangi Mapolsek Riau Silip, pada Jum’at (26/3) petang.
Sekretaris Desa Berbura, Samsuri mengungkapkan, Pemdes Berbura bersama Polsek Riau Silip sudah beberapa kali turun ke lokasi, memasang spanduk imbauan agar penambang tidak menambang timah di lokasi sekitar Pulau Kianak dan Tanjung Sunur, karena menggangu aktivitas nelayan.
Dikatakan Samsuri, masyarakat hanya menuntut adanya ketegasan dari aparat penegak hukum terhadap penambang di sekitar Pulau Kianak dan Tanjung Sunur.
“Sebenarnya, masyarakat itu minta ada ketegasan, bukan hanya imbauan-imbauan saja. Itu yang jadi tuntutan masyarakat tadi,” ungkapnya di Mapolsek Riau Silip.
Disinggung aktor – aktor intelektual yang diduga berada dibalik para penambang? Samsuri menyebutkan dua nama.
“Kalau aktor – aktor ini setahu kami, Pak Nando dan Pak Supriyanto. Itu pengurusnya yang saya tahu, yang pernah datang ke saya menawarkan kompensasi,” kata Dia.
Namun, kata Samsuri, sebagai Aparat Desa, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada masyarakat, apakah Pulau Kianak mau dijaga kelestariannya atau tidak?
“Bahkan yang saya dengar, kalau orang mau masuk nambang di situ, kalau orang lokal itu bayar tiga juta, kalau orang luar Desa bayar lima juta. Kata mereka itu kompensasi untuk Desa, masyarakat. Tapi kita tidak pernah mengiyakan masalah tersebut,” bebernya.
Harapan kedepan, lanjut Samsuri, masyarakat berharap aspirasi mereka secepatnya ditindaklanjuti. Kedepannya, nanti tidak ada lagi penambangan di sekitar Pulau Kianak dan Tanjung Sunur.
“Pemdes Berbura sudah menganggarkan anggaran untuk pemberdayaan masyarakat, untuk bikin Tuguk. Selain mereka bisa mendapatkan hasil sebagai nelayan, sekaligus menjaga Pulau Kianak tersebut. Kami sudah bikin rumah singgah di situ. Tapi sekarang bukan orang yang menjaga pulau itu yang menempati, tapi orang yang menambang tadi yang di situ,” kata Dia.
Menanggapi massa aksi damai tersebut, Kabag Ops Kompol Ricky Dwiraya Putra, seizin Kapolres Bangka mengatakan, akan menyampaikan aspirasi dari Forum Masyarakat Peduli Pulau Kianak dan Tanjung Sunur kepada pimpinannya.
“Kami dari Polres Bangka, akan menyampaikan aspirasi dari masyarakat tadi kepada pimpinan,” ungkap Kompol Ricky, didampingi Kapolsek Riau Silip, IPTU Fajar Riansyah.
Disinggung rencana penertiban atau penindakan terhadap penambang di sekitar Pulau Kianak dan Tanjung Sunur, Ricky memastikan akan turun ke lokasi.
“Pasti kami akan turun ke lokasi, sesuai aspirasi dari mereka (tuntutan masyarakat),” demikian Ricky.
Dikonfirmasi terpisah via sambungan ponselnya, Supriyanto, mengaku sudah tidak andil lagi sebagai pengurus atau panitia TI Apung di Pulau Kianak dan Tanjung Sunur.
“Nggak ada itu, salah orang itu. Aku sudah nyabut (keluar) dari situ, sudah tiga minggu lebih tidak ke situ. Hubungi Nando saja, kayaknya masih dia di situ,” kata Supriyanto.
Senada dengan Supriyanto, Nando, juga membantah informasi tersebut.
“Salah itu. Di situ (pengurus TI Apung Pulau Kianak dan Tanjung Sunur), Do, Im, orang Air Ruay,” demikian Nando.
Sementara dua nama terakhir yang disebutkan Nando, yaitu Do dan Im, masih diupayakan konfirmasinya. (Romlan)