BANGKAHEADLINE

Mengenal Desa Rebo Lebih Dekat

274
×

Mengenal Desa Rebo Lebih Dekat

Sebarkan artikel ini

Profil Umum

Desa Rebo, adalah satu-satunya Desa di Kecamatan Sungailiat, Kabupaten Bangka. Luas wilayah Desa Rebo mencapai 27,66 Kilometer persegi.

Sekitar 40 persen wilayah Desa Rebo merupakan kawasan hutan. Namun belakangan, sekitar 20 persennya dikurangi Program Tora.

Desa Rebo terdiri dari tiga Dusun, yaitu Dusun Rebo, Dusun Tanjung Ratu, dan Dusun Karang Panjang.

Desa Rebo dipimpin Fendi SH, sebagai Kepala Desa. Dia dibantu Kaur di Kantor Desa, tiga Kepala Dusun, juga para Ketua RT/RW.

Dalam menjalankan roda Pemerintahan Desa Rebo, Fendi SH didampingi dan dikontrol oleh Badan Permusayawaratan Desa atau BPD, yang diketuai Aisen Salim selaku Ketua BPD Rebo.

Batas Desa

Secara geografis, Desa Rebo juga terdapat batas-batas tertentu yang sudah disepakati bersama, dan sudah ditetapkan oleh Bupati Bangka.

Di sebelah Utara, Desa Rebo berbatasan dengan Kelurahan Jeliti, Kecamatan Sungailiat.

Di sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Riding Panjang, Kecamatan Merawang.

Di sebelah Timur langsung berbatasan dengan Laut Natuna.

Di sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Kenanga, Kecamatan Sungailiat.

Keuangan Desa

Dana Desa Rebo sebesar Rp.906.298.000,00. Sementara Alokasi Dana Desa sebesar Rp. 1.012.567.500,00.

Pendapatan Asli Desa sebesar Rp.2.000.000. Sumber Pendapatan Lain yang sah dan tidak mengikat sebesar Rp.4.250.000,00.

Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Desa Rebo sebanyak 4.731 orang. Terdiri dari 2.369 orang jenis kelamin laki-laki, dan 2.362 orang jenis kelamin wanita.

Dari seluruh jumlah penduduk Desa Rebo tersebut, 3.499 orang di antaranya sudah dewasa, 715 orang usia pelajar (SD-SMA), dan 138 orang Balita.

Warga Desa Rebo sudah menyadari betapa pentingnya pendidikan. Terbukti, sebanyak 31 orang di antara warganya sudah menyandang gelar Sarjana Strata 1 atau S1.

Mata pencaharian sebagai sumber pendapatan warga Desa Rebo juga bermacam-macam.

Data yang diterima dari Kepala Desa Rebo, Fendi, Sabtu (2/1), yang bekerja sebagai Petani sebanyak 24 orang, Buruh Tani 20 orang, PNS 12 orang, Pedagang Kelontong 42 orang, dan Nelayan 60 orang.

Selain itu, ada 86 orang Karyawan Swasta, 175 orang Wiraswasta, dan 1.209 orang Buruh Harian.

Fasilitas Kesehatan

Di Desa Rebo juga sudah terdapat Fasiitas Kesehatan. Di antaranya Puskemas Pembantu, Pusat Kesehatan Desa, dan Bidan Praktek.

Dengan adanya Fasilitas dan Tenaga Kesehatan tersebut, warga Desa Rebo dengan mudah bisa mendapatkan pelayanan kesehatan yang cepat.

Fasilitas Pendidikan

Di sektor pendidikan, di Desa Rebo ada Seklah Dasar Negeri 17 Sungailiat, Sekolah Dasar Negeri 23 Sungailiat, Taman Kanak-kanan Sriwijaya, Pendidikan Anak Usia Dini atau PAUD Destira dan PAUD Kenari.

Aset Desa

Desa Rebo juga memiliki sejumlah aset. Di antaranya Kantor Desa dan Kantor BPD, Lapangan Bola dan Posyandu di Dusun Tanjung Ratu.

BUMDes

Desa Rebo juga sudah terbentuk Badan Usaha Milik Desa atau BUMDes RTK, singkatan dari Rebo, Tanjung Ratu dan Karang Lintang.

BUMDes RTK itu mengelola sejumla usaha, di antaranya Berkah Mart, Toko Pertanian, dan Budidaya Lele.

Dikatakan Fendi, BUMDes RTK sudah pernah panen ikan Lele sekali, dengan hasil sebanyak 196 Kg.

“Kalau dilihat dari hasilnya, potensi budidaya ikan Lele cukup bagus untuk dikelola,” kata dia.

UMKM

Di Desa Rebo juga terdapat sejumlah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah atau UMKM. Di antaranya Pabrik Kemplang, Pabrik Roti, dan pengrajin Ikan Asin.

“UMKM di Desa Rebo ada juga. Ada pabrik Kemplang, pabrik Roti, dan pengrajin Ikan Asin. Namun hari ini saya tidak bisa mendampingi ke tempat para pelaku UMKM itu, karena ada pekerjaan lain yang sudah menunggu,” bebernya.

Di antara pelaku UMKM tersebut adalah Suyanti, warga Dusun Tanjung Ratu, Desa Rebo. Dia memproduksi  Pempek, Bakwan, Kemplang, Kue Angka Delapan.

“Untuk sekarang memproduksi pempek, bakwan, kemplang dan kue angka delapan kemudian kami menjual di toko-toko yang ada sekitar Desa Rebo, pernah juga ke luar Desa Rebo,” ujar Suyanti.

Sejauh ini, kata Suyanti, dia belum pernah mengajukan atau menerima bantuan dari pihak manapun.

Dalam mengelola usahanya, Suyanti juga terkendala keterbatasan biaya dan tenaga kerja, sebab itulah dia masih memproduksi sendiri dalam jumlah sedikit.

“Belum ada bantuan dari pihak manapun. Pernah mengajukan ke Dinas, tapi belum ada tanggapan. Harapan saya bisa dibantu oleh pihak-pihak lain,” harap Dia.

Objek Wisata

Di Desa Rebo terdapat sejumlah tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi. Bagi wisatawan yang senang dengan suasana pantai, di Desa Rebo ada Pantai Takari, Pantai Mangkalok, Pantai Rebo, dan Pantai Tikus.

Selain itu, ada tempat wisata religi seperti Puri Tri Agung, dan Pagoda Nusantara Bukit Rebo. Semua tempat wisata itu bagus dan menarik, tentunya harus dikunjungi dulu dong! Dan nikmati keindahannya.

Potensi SDA

Di sektor sumberdaya alamnya, Desa Rebo mengandalkan sektor Perikanan berupa hasil laut, dan pertanian / perkebunan.

Investasi

Sayangnya, menurut Fendi, sampai saat ini belum ada investasi yang masuk untuk mengembangkan potensi sumberdaya alam yang ada di Desa Rebo.

“Sejauh ini belum ada investasi skala besar di Desa Rebo, paling cuma investasi yang bersifat pribadi saja,” imbuhnya.

Terkait wilayah Desa Rebo yang termasuk dalam kawasan hutan, lanjut Fendi, hal itu bukan halangan utama untuk berinvestasi di Desa Rebo.

“Ternyata bisa investasi, walaupun di lahan kawasan huta. Karena bisa mengajukan izin pemanfaatan kawasan hutan ke Gubernur,” jelasnya.

Rencana Strategis

Kepala Desa Rebo, Fendi SH mengungkapkan rencana strategis kedepan, yaitu pengembangan sektor pariwisata.

“Kedepan kami fokus pengembangan sektor pariwisata, karena potensi itu yang mudah untuk dikelola dan dikembangkan,” ungkap Fendi di Kantor Desa Rebo, Sabtu (2/1).

Kendala Dan Harapan

Fendi menjelaskan, Direktur dan pengurus BUMDes RTK yang sering gonta-ganti, mejadi salah satu kendala pengembangan potensi yang ada di Desa Rebo.

Diakui Fendi, selama ini Direktur dan pengurus BUMDes RTK memang tidak digaji secara normal, namun mereka mendapatkan dana bagi hasil dari keuntungan usaha BUMDes RTK tersebut.

“Kedepan, kita berharap Direktur maupun pengurus BUMDes nantinya, adalah orang yang benar-benar mau bekerja sama membangun Desa,” tukasnya. (Romlan)