BANGKA BARAT — Bumi Sejiran Setason adalah daerah yang kaya dengan tradisi. Menurut Plt. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan ( Disparbud ) Kabupaten Bangka Barat, Bambang Haryo Suseno, terdapat sekitar 45 ragam kegiatan tradisi yang biasanya dilakukan oleh masyarakat dalam satu tahunnya.
Namun pandemi Covid – 19 menjadi penghambat bagi potensi kekayaan budaya tersebut untuk bisa didorong menjadi daya tarik wisata. Pihak Disparbud kata Seno telah menyusun strategi untuk menyiasati kendala virus Corona yang tak kunjung usai.
Salah satunya, Disparbud akan berkoordinasi dengan penyelenggara terkait dengan pelaksanaan acara tradisi tersebut, apakah akan tetap dilaksanakan ditengah kondisi seperti ini (dengan menerapkan protokol kesehatan), atau hanya pelaksanaan ritual dan inti tradisi tanpa melibatkan masyarakat secara besar sebagai bentuk perlindungan tradisi agar tidak hilang.
” Koordinasi dengan pihak lain seperti kepolisian dan Satgas Penanggulangan Covid – 19 di daerah juga harus intens dilakukan,” imbuh Seno, Jum’at ( 8/1/2021 ).
Selain itu beberapa program seperti pelestarian cagar budaya masih tetap dilaksanakan seperti semula. Upaya perawatan, pemeliharaan atas bangunan peninggalan sejarah seperti Masjid Jamik, Kelenteng Kung Fuk Miau, dan lainnya akan tetap dilaksanakan.
Dalam kondisi pandemi ini, Seno merasa sangat tepat waktunya untuk lebih fokus kepada pengoptimalan database kepariwisataan dan budaya secara lebih mendalam.
” Masa seperti ini justru adalah waktu yang tepat untuk tahap perancangan, persiapan, dan analisa dengan validasi data yang baik, sehingga fokus kepada pengumpulan database juga adalah strategi yang baik di masa ini,” cetusnya.
Sama halnya dengan upaya persiapan
destinasi wisata unggulan daerah seperti Bukit Menumbing dan Pantai Batu Rakit, menurut Seno masa pandemi ini juga baik untuk semakin memperbaiki manajemen tata kelola, menyiapkan penambahan sarana dan atraksi sehingga jika nanti kondisi sudah pulih, destinasi tersebut dapat menjadi tujuan wisata yang diminati.
” Pun pola kerja sama akan dilaksanakan dalam kapasitas pembinaan destinasi wisata di Bangka Barat bersama beberapa universitas dan perguruan tinggi,” tandasnya.
Untuk itu, pihaknya melakukan penjajakan dengan perguruan tinggi pariwisata Trisakti terkait penempatan mahasiswa yang akan kerja lapangan selama 7 bulan langsung dibawah Disparbud Babar untuk melakukan pendampingan terhadap daya tarik wisata yang ada, merancang tata kelola, pendampingan terkait paket wisata, hingga pemasaran produk wisatanya.
Dia berharap konsep dan strategi tersebut dapat dilaksanakan dengan lancar serta mampu membuat kepariwisataan di Bangka Barat bertahan ditengah pandemi.
” Hal itu pun membutuhkan keterkaitan dan dukungan semua pihak. Diatas semuanya, kita berharap semoga kondisi ini akan segera berlalu dan pariwisata di daerah segera pulih dan bergerak maju,” harap Seno. ( SK )