BANGKA — Desa Berbura, Kecamatan Riau Silip, Kabupaten Bangka, memiliki destinasi wisata yang tidak asing lagi di telinga masyarakat Babel, yaitu Taman Nasional Gunung Maras.
Taman Nasional Gunung Maras sendiri berada di dua Kabupaten, yaitu Kabupaten Bangka dan Kabupaten Bangka Barat.
Kawasan Taman Nasional Gunung Maras dengan luas 16.806,91 Hektar, memiliki beragam potensi yang dapat dieksplorasi dan dikembangkan, di antaranya air terjun, camp area, tracking, keragaman flora dan fauna.
Dengan potensi yang dimiliki TN Gunung Maras ini, menjadikannya sebagai salah satu tujuan destinasi wisata yang banyak dikunjungi oleh banyak wisatawan.
Potensi yang dimiliki TN Gunung Maras ini menjadi salah satu acuan Tim Pansus Kepariwisataan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk terus menggali informasi, saran dan masukan, serta permasalahan yang ada di lapangan.
Selepas sholat Jum’at, Tim Pansus Kepariwisataan DPRD Babel menyambangi Kecamatan Riau Silip, guna bertukar pikiran dan bersilahturahmi bersama Camat Riau Silip, KPHP Gugus Panca, BKSDA Sumatera Selatan, Kades, Pokdarwis dan masyarakat Desa Berbura.
Beberapa permasalahan, saran, serta ide yang dihimpun tim Pansus Kepariwisataan pada saat pertemuan. Salah satunya yang menjadi konsern adalah pengembangan wisata Desa Berbura.
Secara admistratif, Desa Berbura masuk dalam kawasan zona Konservasi TN Gunung Maras. Dimana kewenangan pengembangan dan pengelolaan destinasi ada pada pemerintah pusat, dalam hal ini Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Adapun ide menarik yang dimunculkan anggota Pansus Kepariwisataan, Azwari Helmi, bagaimana membuat narasi ataupun cerita lokal yang menarik terhadap destinasi yang ada di Kecamatan Riau Silip sendiri, khususnya TN Gunung Maras.
Sepakat dengan Azwari Helmi, Ketua Pansus Kepariwisataan, Aksan Visyawan, juga mendorong desa masyarakat penggerak wisata, agar dibuatkan narasi yang merarik berbasis kearifan lokal, guna memperkaya daya tarik wisata yang dimiliki.
“Saya sangat setuju apa yang dikatakan Pak Azwari Helmi, bahwa narasi atau cerita yang berbasis kearifan lokal harus kita buat. Kalau perlu kita lombakan. Pada intinya, kita ingin pariwisata yang ada di Bangka Belitung maju, dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat,” demikian Aksan. (*)