BANGKA — Rumor ekonomi masyarakat Belinyu terdampak oleh kebijakan pemerintah terkait larangan menambang di sejumlah lokasi, sepertinya terbantahkan.
Pantauan wartawan KABARBANGKA.COM di Pasar Baru Belinyu, Sabtu (16/7) pagi, nampak di pasar itu masih ramai pengunjung baik pedagang maupun pembeli.
Terpantau para pedagang dan pembeli pun nampak sibuk melakukan transaksi jual beli. Bahkan petugas parkir pun masih nampak sibuk mengatur posisi kendaraan bermotor, yang parkir di halaman parkir Pasar Baru Belinyu.
Hal ini menjadi gambaran nyata, dan ekonomi di Kecamatan Belinyu masih tergolong stabil dan baik-baik saja.
Tori, salah satu penjual ikan mengaku sampai hari ini penjualan ikannya masih lancar-lancar saja. Bahkan, sehari masih bisa meraup keuntungan hingga Rp. 100 Ribu.
” Allhamdulillah, masih beginilah. Namanya juga jualan, dapatlah Rp. 100.000 sehari-hari,” ucapnya sembari tawa.
Senda dikatakan Eji, pedagang sayuran. Dia membantah ekonomi di Belinyu lumpuh akibat kebijakan larangan menambang.
” Dari pertama pasar ini berdiri saya udah jualan. Kalau laku nggak laku itu biasa. Allhamdulillah, masih dapatlah Rp. 50 Ribu sehari. Intinya kita mau bekerja dan berusaha,” kata dia.
Eji tak menampik anjloknya harga timah berdampak pada menurunnya daya beli masyarakat, tapi tidak secara signifikan.
” Kan begini, orang ini kan kagetlah, tiba-tiba harga timah turun. Tapi nggak sepi totallah, ngaco itu,” ujarnya.
Rusdi, seorang juru parkir menyebutkan, pengunjung Pasar Baru Belinyu masih bisa dikatakan ramai. Setoran parkirnya pun masih mencapai target.
” Ramailah, Allhamdulillah. Setoran parkir Rp. 185.000 masih dapatlah,” ucapnya.
Sementara, saat wartawan mengambil dokumentasi situasi pasar, nampak terdengar juga suara beberapa para pengunjung pasar yang menyerukan ekonomi Kecamatan Belinyu baik-baik saja.
” Ini baru benar, lagi ramai pasar difotoin. Jangan pas sepi,” serunya. (Randhu)