JAKARTA — PT Timah Tbk berhasil membukukan kinerja positif di kuartal pertama 2021. Emiten TINS yang berbasis di Kepulauan Bangka Belitung ini, berhasil membukukan laba bersih senilai Rp 10,34 miliar.
Realisasi ini berbading terbalik dari kondisi pada kuartal pertama 2020, dimana TINS membukukan kerugian bersih hingga Rp 412,85 miliar.
Namun, TINS membukukan pendapatan senilai Rp 2,44 triliun, turun 44,78 persen dari pendapatan di periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 4,42 triliun.
Turunnya topline TINS tidak terlepas dari turunnya volume produksi dan penjualan logam timah. Produksi logam timah pada kuartal pertama terkoreksi 63 persen menjadi 5.220 ton dan penjualan logam timah terkoreksi 66 persen menjadi 5.912 ton.
Sekretaris Perusahaan PT Timah Tbk, Abdullah Umar Baswedan mengatakan, produksi dan penjualan TINS yang menurun dikarenakan efek pandemi Covid-19 masih berlanjut, sehingga mempengaruhi kinerja produksi di tiga bulan pertama 2021.
Meski volume penjualan menurun, TINS mencatatkan kenaikan harga jual rata-rata atau average selling price. Tercarat, ASP Timah per kuartal pertama 2021 sebesar US$ 24.968 per metric ton, naik 49,48 persen dari realisasi ASP per kuartal pertama 2020 yang hanya US$ 16.703 per MT.
Umar mengatakan, kenaikan harga jual rata-rata logam timah pada kuartal pertama disebabkan antara lain oleh ketatnya pasokan timah global. Kenaikan ASP juga dipicu oleh adanya peningkatan permintaan timah di industri solder.
TINS menargetkan penjualan logam timah sebanyak 31.000 ton pada tahun ini. Strategi yang dilakukan TINS antara lain memenuhi kebutuhan logam timah dalam negeri dan mengoptimalkan suplai logam di pasar Amerika, Eropa, dan Asia.
TINS semakin ekspansif tahun ini. Emiten pelat merah tersebut mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure sebesar kurang lebih Rp 1,9 triliun di tahun 2021. Jumlah ini naik dari alokasi capex tahun lalu yang hanya Rp 1,5 triliun.
Per kuartal pertama TINS telah menyerap sekitar 38% dari total capex yang dianggarkan.
“Sebagian besar realisasi dialokasikan pada pembesaran kapasitas, terkait dengan proyek Ausmelt,” terang Umr, Senin. (*)