BANGKA – Bunda Paud Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Maya Suganda Pasaribu berpesan, proses transisi dari PAUD ke SD harus dibuat menyenangkan.
Pesan tersebut disampaikannya saat melakukan kunjungan ke Sekolah Dasar Negeri 1 Belinyu, Kabupaten Bangka, pada Jumat (29/9/2023).
“Selain bersilaturahmi, kunjungan kami kali ini dalam rangka mensosialisasikan Gerakan Transisi Pendidikan PAUD ke SD yang menyenangkan,” ungkap dia.
Maya mengatakan, sebelum mengunjungi SDN 1 Belinyu, dirinya bersama Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Bangka, Camat Belinyu dan Bunda PAUD Kecamatan Belinyu, baru saja mengunjungi TK Kemala Bhayangkari 03 Belinyu.
Karena, kata Maya, proses transisi tersebut melibatkan 2 lembaga, yaitu TK/PAUD dan Sekolah Dasar.
Lebih lanjut Maya menuturkan, beberapa waktu lalu pihaknya juga sempat melaksanakan pertemuan dengan para guru TK / PAUD dan SD di Pangkalpinang.
“Karena, dalam mensosialisasikan gerakan ini, kami tak hanya berkunjung ke TK / PAUD saja, tetapi juga ke SD. Ini bertujuan supaya antara PAUD dan SD bisa saling berkesinambungan dalam menjalankan Kurikulum Merdeka,” terangnya.
Dalam kunjungan tersebut, Maya juga berpesan kepada para guru di Sekolah Dasar Negeri 1 Belinyu, bahwa selama anak-anak berada di proses transisi dari PAUD ke SD, proses pembelajaran tidak boleh dipaksakan atau dikebut.
Menurutnya, hal tersebut dikhawatirkan dapat membuat anak-anak menganggap sekolah menjadi momok menakutkan, yang akhirnya membuat mereka (anak-anak) malas untuk ke sekolah.
“Jadi, kata menyenangkannya harus digarisbawahi ya, bapak/ibu. Sekali lagi, saya pesankan, dalam proses transisi dari TK ke SD ini, bapak / ibu harus membuat prosesnya jadi semenyenangkan mungkin,” pesannya.
Sementara, Kepala SDN 1 Belinyu, Suaibatul Aslamiyah, mengaku sekolah yang dinaunginya itu belum pernah mengikuti sosialisasi tersebut.
“SDN 1 Belinyu sendiri, sebelumnya belum pernah ikut sosialisasi ini. Nanti jika ada sosialisasi lanjutannya dan sekolah kami diundang, maka kami menyambut baik hal itu,” kata Suaibatul Aslamiyah.
Lebih lanjut, Suaibatul Aslamiyah mengatakan bahwa saat ini sekolah yang dinaunginya itu, telah menjalankan Kurikulum Merdeka seperti arahan dari pusat.
Dalam menjalankan prosesnya, pihaknya tidak mengadakan tes calistung setiap penerimaan murid baru. Untuk mengenalkan sekolah, SDN 1 Belinyu mengadakan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah selama dua minggu.
“Kami mengadakan MPLS selama 2 minggu, Bu. Di situ juga kita ajarkan pengenalan dasar calistung. Nah, yang menjadi masalahnya, terkadang orang tua murid yang tidak sabar, dan bertanya-tanya kenapa anaknya belum bisa berhitung ini dan itu,” terangnya.
“Di situ, kita sebagai guru memang perlu menjelaskan bahwa semuanya perlu proses, karena memang kurikulum yang baru ini berfokus pada proses,” kata dia. (*)
Sumber: Dinas Kominfo