BANGKA BARATHEADLINE

Proyek Kolong Retensi Penahan Banjir di Kampung Ulu Akan Dimulai Tahun Ini

5
×

Proyek Kolong Retensi Penahan Banjir di Kampung Ulu Akan Dimulai Tahun Ini

Sebarkan artikel ini

BANGKA BARAT — Proyek pembangunan kolong retensi di kawasan Sungai Kampung Ulu, Kelurahan Tanjung, Kecamatan Muntok akan dimulai tahun ini. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang ( PUPR ) Bangka Barat, Suharli mengatakan, pihak Pemprov Bangka Belitung sudah menganggarkan Rp. 12 milyar.

” Jadi kolong retensi di Kampung Ulu itu kegiatan pembebasan sudah kita laksanakan, kita tugasnya hanya melakukan pembebasan lahan. Tapi kegiatannya dilaksanakan oleh Provinsi, mereka sudah menganggarkan 12 milyar. Kegiatan itu Insya Allah berjalan, mudah – mudahan tidak ada kendala di pemangkasan – pemangkasan,” jelas Suharli di ruang kerjanya, Jum’at ( 19/2/2021 ).

Pihaknya kata Suharli telah melakukan pengerukan di lokasi kolong retensi dan menyerahkan aset yang telah dibebaskan ke pihak Pemprov Babel. Penanganan selanjutnya baik pemeliharaan dan lain – lain juga akan dilakukan pihak Pemprov.

” Kecuali mereka ada penyerahan lagi ke kita,” ujarnya.

Suharli berharap, dengan adanya kolong retensi yang didukung oleh check dam di Kampung Ciulong, Kelurahan Sungai Daeng, banjir yang kerap terjadi di Kecamatan Muntok akan dapat diatasi.

Menurut dia, sejauh ini check dam yang dibangun Pemkab Bangka Barat di Kampung Ciulong berfungsi dengan baik menahan debit air saat musim penghujan.

” Kita lihat hujan empat hari kemarin, Insya Allah masih terpakai lah bendungan kita itu. Padahal hujannya berturut – turut. Jadi kan dia tertahan disitu dulu kan, coba kalau nggak ada itu mungkin sudah meluap,” tukasnya.

Tapi lanjut Suharli, saat ini sedimentasi masih terus terjadi, sehingga pasir di area check dam tersebut bila tidak dikeruk akan terus meninggi. Penyebabnya kata dia, diduga masih ada aktivitas penambangan di kawasan Menumbing.

” Kenapa pasir itu ada? Pasti ada sesuatu. Nah sesuatu itu yang harus kita tertibkan. Karena air itu ketika mereka ada aktivitas pasir itu akan terus turun ke bawah. Sampai sekarang masih tinggi itu, kadang – kadang tiga bulan bae bisa setengah meter pasirnya,” papar dia.

” Makanya kami melakukan pemeliharaan pengerukan setahun itu kalau bisa tiga kali, awal, tengah dan akhir supaya dia jangan sampai terlalu tinggi, kita kan perlu dalam bendungan itu. Semakin dia dalam semakin banyak tampungan air,” sambungnya. ( SK )