PANGKALPINANG — Pejabat Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Ridwan Djamaluddin mengatakan, ada tiga kelompok yang menambang timah di Perairan Teluk Kelabat, perbatasan antara Kabupaten Bangka dengan Kabupaten Bangka Barat.
“Saya datangi ada tiga kelompok. Satu mengaku masyarakat dari Jebus – Parit Tiga, itu kira-kira 6 orang. Kelompok berikutnya mengaku datang dari Palembang – Selapan itu cukup banyak, kira-kira mungkin ada 20 orang. Kelompok ketiga yang saya datangi pontonnya banyak, ada mungkin 60-70 ponton. Tapi orang yang saya temui hanya dua. Mungkin mereka sedang tidak bekerja, tapi pontonnya ada di sana. Saya tanya yang bersangkutan berasal dari Tanjung Pinang,” kata Ridwan, Kamis (29/7).
Ia menambahkan, masalah terkait tambang timah yang diduga ilegal di perairan Teluk Kelabat itu kompleks, penambangnya datang dari daerah bermacam-macam dan jumlahnya masih banyak.
“Namun seperti yang saya katakan tadi, kita tidak boleh menyerah pada sesuatu yang salah dianggap menjadi benar,” tegasnya.
Menurutnya, hingga saat ini belum thau secara rinci mengenai para penambang yang berhasil didata di perairan Teluk Kelabat tersebut.
“Data yang secara akurat ada berapa tidak boleh dicari. Saya ceritakan apa yang terjadi waktu saya naik kapal di Teluk kelabat. Kami berangkat jam 7 malam sampai jam 4 pagi, itu kira-kira 9 jam,” ujarnya.
Namun hingga sejauh ini belum ada langkah tegas yang diambil terkait penambangan timah di perairan Teluk Kelabat tersebut. Pihaknya hanya menghimbau kepada para penambang untuk segera mengurus perizinan.
“Sampai saat ini pendekatan kita masih persuasif. Ketika saya menemui tiga kelompok itu, mereka akan menghentikan dan mengurus perizinan. Sejauh ini mereka mengatakan akan mengurus perizinan,” pungkasnya. (Dika)