PANGKALPINANG — Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Naziarto memimpin rapat Koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah dan Pimpinan Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Terkait Antisipasi dan Mitigasi Pengendalian Inflasi pada Masa Liburan Sekolah dan Menghadapi Hari Raya Idul Adha 1443 H, Serta Serapan Anggaran Belanja Daerah di Ruang Pasir Padi, Kantor Gubernur Babel, Senin (13/6/2022).
Sekda Naziarto mengatakan, mencermati perkembangan inflasi di Kepulauan Bangka Belitung, serta dalam rangka identifikasi rencana dan target pencapaian jangka menengah yang dituangkan dalam roadmap TPID Tahun 2022 sampai 2024, seluruh stakeholders perlu mengupayakan pelaksanaan kegiatan dan program pengendalian inflasi agar pencapaian inflasi Kepulauan Bangka Belitung dapat berada dalam sasaran pemerintah, dalam kisaran sasaran tiga plus minus satu persen pada 2022.
“Upaya tersebut, yakni menjaga inflasi kelompok bahan pangan bergejolak atau (volatile food) dalam kisaran 3 sampai 5 persen, yang dilakukan dengan memperkuat empat pilar strategis yang mencakup keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif (4K), dengan menetapkan rekomendasi jangka pendek menengah serta rekomendasi jangka panjang,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan, menghadapi tantangan Tahun 2022 di tengah permintaan konsumsi masyarakat yang meningkat, diperlukan sinergi yang kuat bagi stakeholders melalui implementasi sebagai inovasi program yang diarahkan untuk menjaga stabilitas pasokan dan kelancaran distribusi dengan meningkatkan pemenuhan pasokan dari dalam wilayah maupun dari luar wilayah yaitu melalui kerjasama antar daerah sehingga inflasi Tahun 2022 dapat terjaga.
Upaya tersebut diharapkan dapat makin mendorong peningkatan daya beli masyarakat. Inflasi yang stabil diharapkan bisa mendukung pertumbuhan ekonomi yang kuat dan berkesinambungan menuju Indonesia maju.
“Saya berharap rekan-rekan sekalian untuk berpartisipasi aktif dalam mengawal momentum pertumbuhan ekonomi ke depan. Harus memperkuat sinergi, meretas batas, dan bekerja sama untuk menjadikan Kepulauan Bangka Belitung yang lebih baik lagi,” tambahnya.
Sementara itu Deputi Kepala Bank Indonesia, Agus Taufik dalam paparannya mengatakan, kenaikan inflasi di Kepulauan Bangka Belitung 3 tahun terakhir didorong dari sisi permintaan. Kenaikan harga timah mendorong pendapatan masyarakat dan daya beli masyarakat. Hal ini membuat masyarakat mampu membeli bahan makanan meskipun terjadi kenaikan pada komoditi tersebut, seperti ikan.
“Meskipun terhitung cukup tinggi, namun secara historis 9 tahun rata-rata inflasi Kepulauan Bangka Belitung sebesar 4,33% (yoy),” ujarnya.
Di bulan Mei 2022, Kepulauan Bangka Belitung tercatat mengalami inflasi sebesar 1,35% (mtm) dan secara tahunan mengalami inflasi 6,97% (yoy), lebih tinggi dibandingkan capaian inflasi nasional dan wilayah Sumatera. Inflasi Mei 2022 utamanya didorong peningkatan pola konsumsi masyarakat pada perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN) Idulfitri, libur panjang, dan penyelenggaraan event secara nasional. (*)
Sumber : Dinas Kominfo