BANGKA BARAT — Virus Corona tidak pandang bulu, siapa saja bisa terpapar, dari masyarakat biasa bahkan pejabat sekali pun, tidak akan dapat menghindar dari serangan virus asal Wuhan, China itu, termasuk para jurnalis yang memang mempunyai mobilitas tinggi.
Ika Indriani Sari, seorang wartawati Okeboyz yang bertugas di Bangka Barat terkonfirmasi positif Covid. Menurut penuturannya, ia menjalani test PCR tanggal 27 Mei karena kontak langsung dengan salah seorang keluarganya yang terpapar dan dinyatakan positif tanggal 29 Mei 2021. Dirinya pun langsung diminta isolasi mandiri.
” Profesiku sebagai wartawan, membuatku mau tak mau harus bertemu dengan berbagai komunitas dan banyak kalangan,” ujar Ika, Sabtu ( 29/5 ).
” Aku dan teman-teman se-profesi selalu saling mengingatkan untuk tetap menjaga protokol kesehatan, terutama aku yang memang acap kali hampir terpapar, dan berkali – kali harus melakukan swab, PCR maupun rapid antigen,” sambungnya.
Menurut Ika, dirinya telah selesai di vaksin. Ia pun tidak mengalami gejala apapun dan merasa baik – baik saja meski telah dinyatakan positif Covid.
Dia mengaku perasaannya berkecamuk saat diisolasi mandiri. Selain tidak bisa meliput seperti biasa, dia membayangkan bila masyarakat biasa atau buruh harian yang diisolasi dan tidak mempunyai uang serta makanan, bagaimana mereka memenuhi kebutuhan itu, sementara tidak ada orang yang mengantar makanan.
” Maafkan aku, kemarin aku sempat keluar rumah karena hasil PCR belum keluar, terlebih tidak ada beras lagi di rumah. Aku keluar membeli beras, ikan dan keperluan penting lainnya,” curhat dia.
” Bukankah saat itu aku bisa membeli, dan aku berfikir, bagaimana masyarakat yang tidak punya uang?? Apakah wajar mereka harus kembali bekerja mencari uang untuk makan keluarganya? mengingat Tim Gugus yang tak kunjung datang mengantar makanan?,” tukas dia.
Ika mempertanyakan anggaran Covid yang digelontorkan untuk tim medis yang menangani virus ini, apakah
pasien memang seharusnya pasrah dan menikmati sakitnya dan takdirNya?
Bangka Barat telah menyiapkan anggaran sebesar Rp. 24,1 milyar untuk penanganan Covid -19 yang dialokasikan sebesar Rp. 8,1 milyar untuk Dinas Kesehatan dan Rp. 4,9 milyar untuk RSUD Sejiran Setason, hal ini pernah ia tulis di media Okeyboz pada April 2020.
Bangka Barat juga telah menerima dua kali penghargaan penanganan Covid dari Pusat, Dana Insentif Daerah ( DID ) tahap pertama sebesar Rp. 11,9 milyar dan DID tahap kedua sebesar Rp.11,2 milyar dikucurkan oleh Kementerian Keuangan RI juga pernah ia tulis di media Laskar Pelangi, pada bulan Juli dan September 2020.
Menurut dia, alokasi anggaran untuk tenaga medis juga telah disiapkan puluhan juta rupiah, hal itu pun pernah ia tulis dalam beritanya tanggal 24 April 2021 lalu.
” Nominal insentif yang didapatkan untuk dokter spesialis Rp.15 juta, dokter umum Rp.10 juta, tenaga perawat Rp. 7,5 juta, tenaga kesehatan lainnya Rp.5 juta,” (salah satu nara sumber ku),” katanya.
Berdasarkan hal – hal tersebut, Ika mempertanyakan bagaimana
pelayanan untuk pasien yang terpapar Covid yang sedang diisolasi, sementara kasus – kasus baru setiap hari selalu bertambah.
” Bangka Barat dengan kasus Covid – 19 yang semakin meningkat dan aku salah satu diantaranya. Pertanyaanku, sejauh mana penanganan Pemerintah dan Tim Gugus? Seserius apa itu? Sungguh aku ingin tau, selaku wartawan dan selaku pasien, juga selaku masyarakat,” cetusnya. ( SK )