BANGKA BARAT — Talud di Dusun Pala, Desa Teluk Limau, Kecamatan Parittiga jebol diterjang gelombang, Kamis ( 14/1/2021 ) pagi. Menurut Camat Parittiga, Madirisa, hal tersebut mengakibatkan air kembali masuk ke pemukiman warga.
” Di Dusun Pala pagi ini taludnya jebol dibelakang rumah warga dihantam ombak, itu sekitar tiga meter jebolnya.
Sudah kita laporkan juga ke kabupaten. Jadi jebolnya ini air kan masuk, tapi ketinggian airnya sama kayak kemarin sekitar 20 sentimeter,” jelas Madirisa via telepon, Kamis ( 14/1/2021 ) pagi.
Dikatakannya, sekitar 20 rumah digenangi air. warga setempat secara bergotong – royong bahu – membahu membersihkan sampah dari laut yang hanyut di sekitar pemukiman mereka akibat talud jebol tersebut.
Namun tidak terdapat kerusakan yang berarti seperti kejadian kemarin, dimana satu rumah warga ambruk diterjang gelombang. Menurut Madirisa, pihak Pemkab Bangka Barat kemarin ( 13/1 ) telah datang ke Dusun Pala guna mendata kerusakan yang disebabkan banjir rob.
Madirisa berharap Pemda Bangka Barat membangun satu talud lagi agar kemungkinan banjir rob dapat diantisipasi. Selain itu kata dia, dengan dua talud, hantaman gelombang bisa diredam dan tidak sampai berdampak terhadap rumah warga sekitar.
” Kalau ada pelapis satu lagi mungkin akan lebih tahan. Makanya ombak kan pecah dua kali berarti bias ke daratan berkurang. Kata Pak Darta memang sudah program kabupaten akan dilakukan seperti itu,” ujarnya.
Selain talud jebol, seorang warga Dusun Pala bernama Ahyan ( 36 ) tahun tertimpa sebatang pohon kelapa yang roboh diterjang angin dan hujan deras. Beruntung, pekerja TI apung itu hanya mengalami luka ringan, meskipun sepeda motornya ringsek.
” Sekitar jam 08.30 ada kejadian juga ada warga Dusun Pala, Pak Ahyan tertimpa pohon kelapa karena hujan dan angin kencang. Jadi hanya luka lecet tapi motornya ringsek bagian depannya. Juga sudah kita laporkan,” terang Camat.
Sementara pada kejadian kemarin kata dia, karena hujan turun seharian hampir tanpa berhenti menyebabkan empat rumah warga Dusun Belembang, Desa Bakit digenangi air setinggi mata kaki.
” Tidak ada korban jiwa serta kerusakan yang berarti. Air pun sudah surut karena warga gotong – royong membuat saluran pembuangan,” pungkas Madirisa. ( SK )