BANGKA BARAT — Perairan Teluk Kelabat Dalam yang belakangan ini gencar diberitakan, karena polemik penambang dengan para nelayan, menyimpan banyak potensi.
Wilayah yang telah ditetapkan sebagai zona tangkap dan budidaya itu, ternyata sudah dilirik untuk dikembangkan oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Menurut Wakil Bupati Bangka Barat, Bong Ming Ming, perairan tersebut selain sebagai titik lintasan Pelabuhan Ferry, juga direncanakan oleh Gubernur Babel, Erzaldi Rosman, akan dibangun tol laut yang menghubungkan Desa Bakit, Kecamatan Parittiga, Kabupaten Bangka Barat dengan Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka.
” Salah satu mimpi besar Pak Gubernur bagaimana membuat tol laut, mendekatkan jarak tempuh antara dari Bakit menuju ke Belinyu. Semuanya sudah siap sebenarnya dan anggaran sudah disiapkan oleh Pak Gubernur, itu yang saya pahami. Kalau itu jalan, ya, sangat luar biasa dampak untuk ekonomi dan pariwisatanya, dan akses masyarakat untuk bermobilisasi,” kata Bong Ming Ming kepada KABARBANGKA.COM, di RSUD Sejiran Setason, Jum’at ( 18/6 ).
Dikatakan Bong Ming Ming, dirinya juga mempunyai mimpi untuk mengembangkan Teluk Kelabat Dalam di wilayah Bangka Barat, yang sudah ditetapkan sebagai zona budidaya.
” Karena zonasinya budidaya, bisa dikembangkan untuk budidaya. Salah satunya Lobster di Pulau Nanas,” cetus Bong Ming Ming.
Selain itu, dikatakan Bong Ming Ming, pariwisata bisa juga dikembangkan di Teluk Kelabat, diantaranya wisata edukasi, geopark dan lain – lain. Apalagi biota laut yang ada di perairan sebelah utara Pulau Bangka itu berbeda dengan daerah lain, bahkan di Asia Tenggara sekalipun.
Namun mantan anggota DPRD Provinsi Babel ini tidak yakin, apakah kondisi di Teluk Kelabat masih sama seperti dulu, mengingat belakang ini lokasi tersebut marak dijarah para penambang ilegal.
” Saya nggak tahu dengan sudah ditambang begini, apakah kondisinya masih seperti dulu? Tapi minimal itu yang ingin kita jaga. Kita pahami bahwa contoh yang ada di Pusuk saja, ikan selangat yang ada di Bangka ini khususnya, selangat Pusuk itu kan berbeda dengan di tempat lain, harganya pun berbeda. Karena apa? Karena memang kekayaan alam yang terkandung di dalamnya,” tandas Bong Ming Ming. ( SK )