BENGKULU – Tergiur iming-iming pekerjaan yang lebih baik, Meily Chilistime (48) berangkat mengadu nasib menjadi Tenaga Kerja Indonesia di negara tetangga, Malaysia.
Warga Kota Bengkulu itu berangkat menjadi TKI ke Malaysia pada tanggal 7 Januari bulan lalu. Ia bekerja selama sebulan di sana, namun mendapat perlakuan tidak baik dari majikan tempatnya bekerja.
“Selama saya bekerja, saya di suruh meminum obat setiap hari. Tetapi obat itu tidak saya minum, dan saya juga mendapat perlakukan tidak baik. Mulai dari tidak boleh memakai jilbab, sholat, harus menggunakan celana pendek dan rambut dipotong pendek,” ungkap dia, Rabu (7/2/2024).
Meily menuturkan, bekerja menjadi TKI di Malaysia dirinya mendapat tekanan batin. Namun ia berhasil kabur lewat selokan, saat disuruh majikannya membersihkan rumput di halaman rumah.
“Saya memberanikan diri untuk kabur lewat selokan, karena cuma itu jalan satu-satunya agar saya bisa keluar dari rumah itu. Alhamdulillah, saya berhasil kabur dan langsung menelpon anak saya untuk membantu saya di sini,” tutur dia.
Meily mengucapkan terimakasih kepada semua pihak terkait, terutama Kepala Dinas Sosial Kota Bengkulu yang telah membantu dirinya supaya bisa keluar dari negara Malaysia.
“Saya sangat tidak menyangka, bekerja di negeri orang tidak lah sebaik yang saya pikirkan. Semoga teman-teman lainnya tidak tergiur dengan iming-iming kerja di luar itu enak,” ucap dia.
Kepulangan Meily Chilistime ke Bumi Raflesia disambut langsung Kepala Dinas Sosial Kota Bengkulu, Sahat. Dia menjemput langsung Meily di Bandara Fatmawati, Bengkulu.
“Kita mewakili Pemerintah Kota Bengkulu, berharap agar tidak ada satu pun warga Kota Bengkulu yang disakiti, ditekan di negara sendiri bahkan di negara orang lain,” kata dia.
Lebih lanjut Sahat mengatakan, pihaknya mendapat kabar keadaan Meily di Negeri Jiran yang perlakuan yang kurang baik. Kabar itu dilaporkan oleh anaknya dan suami Meily.
“Di sini kami terpanggil baik secara kedinasan maupun pribadi, sehingga saya pribadi menjalankan tugas agar bagaimana Ibu Meily bisa kembali ke Kota Bengkulu, dan berkumpul dengan keluarganya,” beber dia.
Sahat bersyukur Meily kembali ke tanah air berkat bantuan semua pihak. Dia pun mengimbau kepada masyarakat terkhusus warga Kota Bengkulu, untuk tidak tertarik atas iming-iming pekerjaan lebih baik di negeri orang. (Nur)